Jakarta, Dexpert.co.id – Dalam dunia mata uang kripto, khususnya Bitcoin, ada aktivitas mining atau menambang yang dilakukan oleh orang di seluruh penjur dunia termasuk di Indonesia.
Salah satu orang yang bergelut menjadi full time miner, mendedikasikan perangkat komputernya hanya untuk menambang Bitcoin, adalah Adhy Surya. Ia mengaku telah mengetahui pekerjaan sebagai miner ini sejak 2012 yang lalu. Namun, saat itu ia hanya coba-coba saja dengan alat yang seadanya.
Sekitar 9 tahun lalu, ia melihat pasar Bitcoin tersendat pertumbuhan sehingga memutuskan untuk berhenti. Namun, saat pasar Bitcoin melesat pada 2020, ia kembali tertarik untuk melanjutkan aktivitas menambang kripto.
“Oh mining ini cukup menggiurkan ya, dalam arti kita kan sebetulnya bertindak secara pasif ya, aktifnya mungkin dari sisi maintenance-nya mungkin bersih-bersih dari alat-alatnya dari maintain konfigurasinya gitu. Hanya secara secara garis besar ya itu adalah sesuatu yang bentuknya pasif,” ujarnya kepada CNBC Indonesia.
|
Dua tahun lalu, saat pasar Bitcoin bergairah, Adhi kebetulan juga sedang memiliki kebutuhan untuk meng-upgrade komputer pribadinya.
Ia berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba menjadi miner lagi, sekaligus untuk menambah biaya kebutuhan meng-upgrade komputer.
“Nah pas lagi upgrade PC, enggak lama bitcoin udah naik lagi nih ke all time high, apa sekalian saja ya? Aku grab saja deh, di satu satu sisi oke memang,” tuturnya.
Berawal dari keinginannya meng-upgrade komputer, setahun setelahnya ternyata cuan yang dihasilkan dari menambang cukup menguntungkan, apalagi saat harga Bitcoin ada di level tertinggi.
Di titik tertinggi, satu keping Bitcoin dihargai US$ 68.000 atau lebih dari Rp 1 miliar. Namun, setelah memuncak di November 2021, harga Bitcoin mulai merosot jelang pertengahan 2022. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di atas harga US$20.000 atau sekitar Rp 300 juta.
“Menarik juga ya, akhirnya saya melanjutkan. Kebetulan aku udah liat cycle-nya, sudah beberapa kali all time high tapi belum ada crash-nya, aku waktu itu expect dalam beberapa bulan ke depan 2021 akhir itu akan bisa crash lagi, sesuai dengan cycle-nya.” ungkap Adhy.