Jakarta – Krisis listrik di China memperlambat produksi industri. Pemasok bahan elektronik untuk Apple, Unimicron Technology mengatakan pabriknya di dua wilayah diminta untuk menghentikan produksi mulai Minggu hingga Kamis mendatang.
Dalam pengajuan ke bursa saham Taiwan, Senin (27/9/2021), lusinan perusahaan lain, termasuk pemasok suku cadang untuk produsen mobil listrik Tesla, juga diberitahu untuk menghentikan produksi minggu ini.
Pabrik sabuk karat, dengan ribuan kiln semen dan peleburan baja yang memakan banyak daya listrik, termasuk di antara yang terkena dampak terburuk.
Setidaknya 17 provinsi dan wilayah telah terjadi beberapa bentuk pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir.
Hampir 60% ekonomi China ditenagai oleh batu bara. Namun pasokan telah terganggu oleh pandemi, yang akhirnya mendapat tekanan dari target emisi yang ketat. China juga tertekan oleh penurunan impor batu bara di tengah perselisihan perdagangan dengan Australia.
Awal bulan ini, harga batu bara mencapai rekor tertinggi. Akibatnya pembatasan diberlakukan pada bisnis dan rumah di tengah krisis pasokan.
Akibat krisis ini, Goldman Sachs memperkirakan bahwa sebanyak 44% aktivitas industri China telah dipengaruhi oleh kekurangan listrik, yang berpotensi menyebabkan penurunan 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB tahunan pada kuartal ketiga, dan penurunan 2 poin poin dari Oktober hingga Desember.
Dikatakan dalam sebuah catatan yang diterbitkan Selasa bahwa mereka memotong perkiraan pertumbuhan PDB 2021 untuk China menjadi 7,8%, dari sebelumnya 8,2%.
Sementara Analis di Nomura mengatakan sejumlah pabrik terpaksa berhenti beroperasi karena mandat pemerintah untuk memenuhi target karbon atau lonjakan harga akibat kekurangan batu bara. Mereka memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahunan menjadi 7,7%.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )