Jakarta – Sebuah postingan di internet sempat membuat heboh beberapa waktu lalu. Karena unggahan berbahasa Thailand dan Inggris itu menyebutkan Matahari terbit dari barat dan Bumi mendekati kiamat.
Dalam postingan itu terjadi karena adanya pembalikan magnet. Untuk mendukung informasi, postingan itu menyebut Badan Antariksa Amerika Serikat (AS), NASA mendukung klaim tersebut.
“Bumi akan berputar ke arah sebaliknya yang menyebabkan Matahari muncul dari sisi barat. Periset meyakini bahwa kita bergerak menuju pembalikan medan magnet yang akan menjadi akhir umat manusia dan mendekati kiamat,” bunyi unggahan itu.
Namun NASA membantah isi unggahan tersebut. Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA menyebutkan baik NASA dan organisasi lain tidak pernah memprediksi hal itu.
“Baik NASA maupun organisasi ilmiah lain tidak ada yang memprediksi Matahari akan terbit dari barat,” jelasnya.
Sementara itu soal pembalikan magnet, Inclan menyebut memang aktivitas yang nyata. Sejumlah ilmuwan juga dikatakan mempelajari fenomena tersebut.
Namun, Inclan menyebut pembalikan magnet tidak akan membuat Bumi berputar ke arah sebaliknya dan Matahari muncul dari barat.
“Adapun pembalikan medan magnet memang fenomena nyata yang telah terjadi beberapa kali di masa silam dan ilmuwan di seluruh dunia mempelajarinya, namun pernyataan jika hal ini membuat Bumi berputar ke arah sebaliknya yang menjadikan Matahari terbit dari barat adalah salah,” kata dia.
Namun di dalam tata surya, memang ada planet yang mengalami Matahari terbit dari arah berlawanan. Planet Venus diketahui berputar pada porosnya ke belakang.
Sebagai informasi, Venus berotasi pada porosnya selama 243 hari. Sementara Venus mengelilingi Matahari mencapai 225 hari Bumi.
Ini membuat Matahari muncul di Bumi hanya dua kali dalam setahun, yakni 117 hari Bumi sekali.
[Dexpert.co.id]
(sef/sef)