Jakarta – Microsoft mengumumkan akan menutup LinkedIn versi lokal di China karena pemerintahan Xi Jinping terus memperluas sensor internet. LinkedIn adalah jejaring sosial AS terakhir yang masih beroperasi di China, yang menjalankan beberapa aturan sensor paling ketat.
Platform media sosial dan situs web seperti Twitter dan Facebook telah diblokir selama lebih dari satu dekade di negara itu. sementara Google memutuskan untuk menutup operasinya pada 2010.
Microsoft mengatakan akan menutup LinkedIn karena “lingkungan operasi yang jauh lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di China.” Sebagai gantinya, Microsoft akan meluncurkan situs pencarian kerja di China yang tidak memiliki fitur media sosial LinkedIn, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (15/10/2021).
Berita itu muncul setelah regulator internet China mengatakan kepada LinkedIn pada bulan Maret untuk memoderasi kontennya dengan lebih baik dan memberinya tenggat waktu 30 hari, seperti dilaporkan The Wall Street Journal.
Bulan lalu, LinkedIn memblokir beberapa jurnalis AS di China, dengan alasan “konten terlarang” di profil mereka. Profil akademisi dan peneliti juga dilaporkan telah diblokir di platform di China dalam beberapa bulan terakhir.
LinkedIn diluncurkan di China pada tahun 2014 dengan fitur terbatas yang dirancang untuk mematuhi undang-undang internet yang lebih ketat di negara tersebut. Situs baru, yang disebut InJobs, tidak akan menyertakan umpan sosial atau mengizinkan pengguna untuk berbagi pos atau artikel.
Data dari firma riset Statista menunjukkan bahwa China adalah pasar terbesar ketiga LinkedIn. Pada bulan Juli, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan LinkedIn menyumbang sekitar US$10 miliar dalam pendapatan tahunan. Microsoft mengakuisisi LinkedIn pada 2016 senilai US$26,2 miliar.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )