Jakarta, Dexpert.co.id – Keadaan ekonomi yang tak menentu berdampak pada pendanaan startup yang juga berkurang signifikan. Untuk mengatasinya, perusahaan diminta mencari dana di dalam negeri.
Ekonom Indef, Nailul Huda menjelaskan suku bunga The Fed yang naik cukup agresif membuat adanya penurunan investasi dari luar negeri. Langkah The Fed menyebabkan biaya investasi di startup kian mahal.
“Startup digital harus pintar-pintar tarik dana dari pelaku domestik. Kita lihat sebagian besar dari luar,” jelas Nailul dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (24/1/2023).
Kondisi pandemi yang melandai juga menjadi perhitungan penanaman investasi dari asing. Saat ini akan membuat adopsi migrasi ke digital yang sebelumnya gencar menjadi ikut melambat.
Dengan tantangan itu akan kian menyulitkan startup ke depannya. Untuk itu dia meminta pemerintah melalui BUMN bisa menyuntikkan dana ke beberapa startup dalam negeri.
“Investor domestik harus mengambil peran lebih. Sangat mendukung langkah pemerintah melalui BUMN yang menyuntikkan dana ke beberapa startup,” kata Nailul.
“Karena jujur saja sangat berat sekali melawan The Fed rate naik tajam menurunkan dan menaikkan cost of investment ke startup digital”.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua IV Amvesindo, Rama Mamuaya mengakui ada tantangan pendanaan dari investor lokal. Ini terjadi akibat investor asing lebih mengerti pasarnya dibandingkan dari dalam negeri.
Namun dia optimis soal pendanaan di Indonesia secara umum ke depannya. Sebab pasar tanah air, menurut Rama, masih sangat besar.
“Buat Indonesia masih ada ruang untuk bertumbuh investor dari dalam dan luar negeri,” kata Rama.
[Dexpert.co.id]
Artikel Selanjutnya
Barito Pacific Investasi di Startup ‘Pemulung’