Jakarta – Sempat memutuskan memblokir konten pornografi, Only Fans akhirnya membatalkan kebijakan itu. Penyebabnya adalah reaksi keras dari para penggunanya.
Kepada CNBC Internasional, juru bicara OnlyFans mengatakan perubahan sebelumnya tidak diperlukan lagi. “Karena jaminan mitra perbankan, OnlyFans bisa mendukung semua genre pembuat konten,” kata dia, dikutip Kamis (26/8/2021).
Pengumuman pembatalan tersebut sebelumnya direncanakan mulai 1 Oktober mendatang. Twitter OnlyFans juga menuliskan soal perubahan kebijakan perusahaan.
“Terima kasih kepada semua orang karena suara Anda telah didengar. Kami telah mendapatkan jaminan yang diperlukan untuk endukung komunitas kreator kami yang beragam dan menangguhkan perubahan kebijakan 1 Oktober,” tulis Only Fans.
Saat perusahaan mengumumkan memblokir postingan seksual mengundang kecaman dari para pekerja seks. Sebagian besar dari mereka ikut turut andil dari kesuksean platform serta mengandalkan OnlyFans sebagai sumber pendapatan.
OnlyFans memungkinkan penjualan konten ‘yang tidak aman untuk dikerjakan’ dengan biaya berlangganan.
Dalam wawancaranya dengan Financial Times minggu ini, pendiri dan CEO OnlyFans, Tim Stokely mengatakan perusahaan terpaksa melarang konten porno karena adanya perlakuan ‘tidak adil’ dari para bank.
Dia menyebutkan sejumlah perusahaan yang menyulitkan plkatform dan para pekerja seks, yakni ada JP Moirgan, BNY Melloin serta Metro Bank dari Inggris.
Platform tersebut didirikan pada 2016 lalu dan menjadi pusat kekuatan media sosial karena cukup longgar soal konten seksual. Hingga sekarang platform itu memiliki 130 juta pengguna dan 2 juta pembuat konten.
Namun OnlyFans berusaha mengganti citranya sebagai platform untuk semua orang sebagai pembuat konten. Perusahaan mengklaim mengatakan platform telah digunakan mulai dari koki hingga musisi, termasuk Cardi B dan Bella Thorne.
Meski begitu konten pornografi tetap jadi kategori paling populer di OnlyFans.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )