Jakarta, Dexpert.co.id – Skema pembiayaan syariah melalui fintech peer to peer lending (P2P) semakin diminati, terutama untuk membiayai sektor properti. Hal ini diungkapkan oleh CEO & Founder PT Dana Syariah Indonesia Taufiq Aljufri dalam Fintech Week CNBC Indonesia, Rabu (20/7/2022).
Dia mengungkapkan mulai banyak yang berpindah dari pembiayaan konvensional ke syariah. Dengan skema syariah, dari sisi peminjam tidak perlu khawatir ada kenaikan suku bunga di tengah pembayaran berjalan. Sementara dari sisi pemilik dana (lender), skema syariah memberikan keuntungan tiga kali lipat dibandingkan konvensional.
Salah satu sektor yang menarik dan potensial untuk digarap pembiayaan syariah, yakni properti karena memiliki margin yang tinggi.
“Jadi margin properti itu ada yang semula 1 tahun 50%, di properti itu biasa hasil itulah yang dibagi secara skema syariah kepada pemilik dana yang akan memasukkan dananya ke proyek tersebut. Jadi marginnya tinggi karena bisnisnya properti,” kata Taufiq.
Dalam masa penuh ketidakpastian dan inflasi tinggi saat ini, sektor pembiayaan properti menurutnya masih ‘tahan banting’. Pasalnya, properti seperti rumah merupakan kebutuhan dasar, sehingga selalu ada yang membutuhkan rumah tinggal.
“Meski bukan untuk investasi, ada kebutuhan properti untuk rumah tinggal. Sehingga bisa dibilang tidak terpengaruh,” kata dia.
“Kemudian masih ada backlog pengadaan rumah, artinya banyak orang-orang yang belum mendapatkan rumah untuk ditinggali untuk kebutuhan dasarnya. Artinya prospek bisnis properti masih sangat luar biasa,” tambah Taufiq.
[Dexpert.co.id]
Artikel Selanjutnya
Ini Kata Co-Founder Investree Soal POJK Baru Terkait Fintech
(rah/rah)