Jakarta – Indonesia akan segera punya satelit internet cepat bernama Satria 1 pada tahun 2023 mendatang. Satelit ini diklaim jadi yang terbesar di wilayah Asia.
“Satelit ini adalah salah satu yang terbesar di Asia, dengan 150 Gbps pertama kelas ini yang ada di Asean dan Asia. Dengan digital processing 116 spot beam dan hidupnya 15 tahun,” kata Direktur Utama PSN/SNT, Adi Rahman Adiwoso, dalam Konferensi Pers Groundbreaking Ceremony Stasiun Bumi Proyek KPBU Satelit Multifungsi Pemerintah, Rabu (18/8/2021).
Dari 150 ribu titik itu akan digunakan pada bidang pendidikan sebanyak 93.900 titik, pemerintah daerah 47.900 titik, pertahanan dan keamanan 3.900 titik dan Puskesmas 3.700 titik.
Adi mengatakan satelit ini rencananya akan dioperasikan paling lambat pada 17 November 2023 mendatang. Satelit telah mulai dibangun tahun 2019 lalu dan 31 Maret 2021 dilakukan financial closing.
“Kemudian pada hari ini satelit itu dalam proses pembuatan dan diharapkan pada kuartal II 2023 akan diluncurkan,” ungkapnya.
Di saat bersamaan, dibangun juga stasiun di Bumi yang diperuntukkan untuk mendukung satelit nantinya. Diperkirakan stasiun-stasiun tersebut akan siap melayani pada Maret 2023 mendatang.
Akan tersedia 11 stasiun di Bumi yaitu di daerah Batam, Pontianak, Banjarmasin, Tarakan, Cikarang, Kupang, Manado, Manokwari, Ambon, Jayapura dan Timika. Di Cikarang tersedia Primary Satellite Control Centre dan Network Operations Center (NOCC).
“Banjarmasin merupakan back up satellite control facility di Indonesia untuk Satria 1,” kata dia.
Menteri Kominfo, Johnny Plate menyebutkan pemerintah bisa melakukan tiga hal dengan adanya stasiun pengendali di Bumi itu. Pertama adalah mengendalikan dan mengawasi pergerakan satelit Satria 1.
Selain itu juga untuk manajemen jaringan agar sesuai dengan standar layanan. Terakhir adalah untuk menjadi sarana komunikasi data dengan Satria 1 dan Bumi.
Dia juga menjelaskan kenapa pemerintah memilih satelit untuk menyediakan jaringan telekomunikasi. Menurutnya ini karena kondisi geografis Indonesia yang beragam dan dengan proyek ini diharapkan bisa memperkecil kesenjangan akses broadband internet.
“Proyek Satria 1 merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kementerian Kominfo, untuk menyediakan konektivitas yang inklusif dan merata hingga ke seluruh pelosok negeri khususnya di wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal),” jelas Johnny dalam acara yang sama.
[Dexpert.co.id]
(Update dari:CNBC.com )