Daftar Isi
Jakarta, Dexpert.co.id – Pengalaman adalah “guru” yang paling berharga dalam hidup. Namun lebih dari itu, pengalaman juga bisa membentuk sifat dan kepribadian seseorang di masa mendatang.
Maka dari itu, tak heran jika pengalaman yang terjadi di masa lalu, termasuk peristiwa traumatis, dapat memengaruhi perilaku seseorang pada usia dewasa. Peristiwa traumatis tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental bahkan hingga usia dewasa.
Melansir dari Psychology Today, sebuah studi yang dipublikasikan The Lancet Public Health pada 2017 lalu menemukan bahwa pelecehan fisik, seksual, atau emosional; perceraian orang tua; kurang kasih sayang dari lingkungan sekitar; hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi saat usia kanak-kanak dapat memicu trauma sehingga memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sifat seseorang ketika dewasa.
Menurut studi yang dipublikasikan Childhood Adversity and Adult Personality dan Adulthood Personality Correlates of Childhood Adversity, setidaknya ada lima dampak yang bisa muncul dari trauma masa kecil.
Lantas apa saja lima dampak akibat trauma masa kecil? Berikut ulasannya.
1. Neurotisme
Neurotisme adalah sifat terkait tingkat kestabilan emosi seseorang. Masa kecil yang kurang baik atau bahkan buruk dapat membuat seseorang sulit untuk mengontrol emosinya sehingga rentan mengalami khawatir, marah, panik, depresi, atau gangguan kecemasan.
Neurotisme cenderung terjadi pada orang dewasa yang semasa kecil sering mengalami emosi, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mengelola emosinya. Biasanya, orang yang memiliki neurotisme sulit untuk pulih jika mulai marah.
Namun, kesulitan untuk mengontrol emosi ini cenderung dapat dipahami jika mengacu pada peristiwa masa lalunya.
2. Mudah Marah dan Agresif
Mudah marah dan agresif berkaitan erat dengan sifat neurotisme yang tinggi. Menurut studi, pengalaman masa kecil yang buruk ternyata dapat menciptakan perilaku mudah marah, memusuhi orang di sekitarnya, impulsif dalam bertindak, dan agresif secara verbal atau fisik.
Menurut ahli, sifat mudah marah dan agresif ini dapat muncul karena pada saat kecil, seseorang mengamati dan mempelajari bahwa marah serta agresif dapat melindungi diri dari risiko bahaya yang mungkin dapat menimpanya.
3. Sulit Berbaur dengan Lingkungan Sekitar
Seseorang yang saat berusia anak-anak sering diperlakukan buruk, seperti diabaikan cenderung sulit berbaur dan sering bertengkar dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Akibatnya, mereka lebih memilih “menjalani kehidupan sendiri”, mudah tersinggung, dan marah.
4. Bersifat Sombong
Pengalaman masa kecil yang buruk dapat membentuk sifat sombong pada diri seseorang. Dalam hal ini, orang yang memiliki trauma dari masa kecil cenderung ingin tenar dan sukses secara finansial untuk meringankan rasa sakit serta kekurangan di masa lalu.
5. Individualistis
Penelitian menemukan bahwa seseorang yang tumbuh dengan trauma dari masa kecil cenderung individualistis, memilih berjuang sendiri untuk menjalani kehidupan sehari-hari, tidak memiliki tujuan yang jelas, hingga sulit menemukan aktivitas yang diminati.
Dengan demikian, secara sosial mereka akan terlihat lebih mandiri, ogah bersosialisasi, dan sering menyendiri jika dibandingkan dengan orang lain.
(rns/rns)
Next Article
Mental Health Jadi Prioritas Kemenkes, Sama Bahayanya seperti Kanker